Rabu, 22 Mei 2013
Dahlan Iskan, Twitter dan Humanisme-nya
Salah satu kesukaan Dahlan Iskan adalah twitteran, tapi twitteran Dahlan kagak seperti Tiffatul yang pake Tim tersendiri atau SBY yang berbahasa kaku, twitteran Dahlan adalah twit-twit santai dan penuh guyonan, kadang ketika Dahlan dibully, dia balik bertanya atas bully-an, sehingga narasi twitteran Dahlan Iskan seperti narasi Socrates, pertanyaan dibalas dengan pertanyaan.
Twitter Dahlan yang jenaka ini amat digemari banyak orang, bahkan ada yang sudah membuku-kannya karena nilai percakapannya dinilai mencerdaskan dan membawa perenungan tentang pertanyaan-pertanyaan rakyat banyak terhadap pemimpinnya.
Namun ada sentuhan yang luar biasa ketika suatu hari seorang bernama Naora memberikan beberapa foto tentang Pulung Simanjuntak, pria berusia 35 tahun yang sakit parah, tapi ini memang tragedi di negeri kaya raya Indonesia, orang sakit tidak bisa berobat karena mahal. Tersentak hati Dahlan Iskan melihat kemiskinan menjadi bencana atas hak sehat orang sakit, Dahlan Iskan langsung memerintahkan Dirut Askes untuk mencari Pulung.
Dahlan dan beberapa orang dari Askes mencari alamat Pulung Simanjuntak, bahkan Dahlan sampai-sampai harus mengojek, karena namanya sudah tenar beberapa pengojek meminta foto dan sampailah dia ke tempat Pulung, tangan Dahlan membawa keselamatan bagi kesehatan Pulung, seperti bunga yang kering madu tak dikunjungi lebah, kini lebah itu sudah datang, kesengsaraan bisa diselamatkan karena adanya hati pejabat yang tergerak.
Pulung dibawa ke RS Sentra Medika Cileungsi, lalu karena sudah parah dia langsung ke ICU, biaya kamar ICU adalah 6-7 juta per hari. "Semua ditanggung Askes" tukas Dahlan dengan gesit.
Kita paham jutaan rakyat bangsa ini terampas hak sehatnya, hak sejahteranya karena sistem kita tidak memihak pada kesehatan pro rakyat, memang kasus penyelesaian Pulung adalah kasus per kasus, tapi ini bisa menggerakkan Dahlan Iskan untuk membangun sistem kesehatan yang lebih teratur dimana dunia Kesehatan bukan lagi dipandang sebagai sebuah Industri Kapitalisme tapi dunia kesehatan adalah alat "memanusiakan manusia".
Dari Dahlan Iskan dan Pulung kita belajar bagaimana Negara seharusnya bertindak terhadap ruang rakyat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar